I
Suatu senja
tujuh musim berarak
dalam kepedihan rasa
sekuntum mawar gugur
ke ribaan
lalu menyapa daku
dalam kasih
mengelus-ngelus hatiku
dalam setia.
Lewat senja tujuh musin berarak
surat birumu
surat biruku
sedang bercanda
melunak noda bicara
mengusap tawariangmu
seindah rasa
mengusik rajuk hibamu
dalam rindu.
II
Senja-senja lewat
mawarmu layu di pangkuan
(entah engapa, entah kenapa !)
lalu surat birumu carik
membalut senja nan luka
tinggallah sebuah kenangan !
III
Suatu senja
tujuh musim berarak
dalam mimpiku
kau menyapa daku
dan mawar di wajahmu
segar
kemilau embun pagi
melupa senja nan luka.
Dalam senja-senja begini
tak siapa tau
tak siapa akan tau
mawarku pernah gugur
longlai dan kering
tiba-tiba, ya tiba-tiba
kembali kembang
seperti ia tidak akan layu-layu
di ribaku....
Kuala Lumpur,
2 Mei 1972.
Via : Keindahan Yang Hilang- Shamsuddin Jaafar
No comments:
Post a Comment